Kamis, 13 Juli 2017

Latar Belakang 'Misteri Tritunggal'

Latar Belakang Review Ulang doktrin Tritunggal

Mengenal ALLAH dan Mesias dengan jelas

Akhir-akhir ini terjadi saling keterbukaan bertukar pikiran antara agama-agama Abrahamik khusunya antara Kristen dan Islam dalam hal menyamakan persepsi tentang isu klasik namun sangat strategis , dan ini sesuatu yang bagus asal tetap saling menghargai dan saling mengasihi. Media Internet merupakan salah satu katalisator atau pemicu bagi umat untuk mencari kebenaran yang hakiki, logis dan tetap alkitabiah--faktanya alkitab lebih sering jadi rujukan Islam dan Kristen untuk mempertahankan argumen masing-masing.
Anda tinggal mencari di channel Youtube maka ada banyak video dialog kristen islam yang mempertanyakan ke-Tuhanan Yesus, ke-Tritunggalan dan ke-Esaan Allah. Dan tentunya juga media konvensional seperti buku tak luput jadi sarana untuk menyebarluaskan argumen masing-masing mengenai isu ke-Tuhanan Yesus dan karya penyelamatanNya akan manusia berdosa.

Jauh sebelum maraknya penggunaan internet (Youtube, blog, dll) untuk berbagai tujuan sebenarnya panggilan untuk menulis topik ini sudah muncul namun mungkin momentumnya belum tercipta.
Memahami Tritunggal secara alkitabiah dan logika sesungguhnya merupakan kebutuhan semua umat manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, karena manusia adalah mahluk mulia yang  segambar dan serupa Tuhan dan memiliki kehendak bebas dan yang tak kalah penting memiliki otak untuk berpikir dan roh untuk beresonansi (suara hati nurani) dengan Tuhan Yang Maha Esa Sang Pencipta.

Islam, Kristen dan Yahudi merupakan sasaran utama tulisan atau buku ini karena ada 'jalan' yang telah tersedia untuk itu walaupun pada kenyataannya 'jalan' itu lebih sering menjadi sumber konflik yang seharusnya tak perlu terjadi. Namun demikian adalah suatu suatu sukacita besar jika saudara di luar ketiga agama abrahamik ini menjadi salah satu orang yang percaya akan Tuhan Yang Maha Esa yang adalah sesembahan ketiga agama tersebut.

Sebagai seorang yang kritis tentu tidak nyaman jika hanya ikut-ikutan orang lain apalagi untuk sesuatu yang sangat penting seperti masalah spritual. Seorang yang kritis tentu wajib memastikan bahwa ada argumen atau alasan kuat dibalik keyakinan yang dipilihnya termasuk untuk memilih Kristen, Islam atau Yahudi sebagai jalan menuju Tuhan Yang Maha Esa. Saya sebagai penulis telah membiarkan diri saya terpapar berbagai argumen dari saudara yang kristen dengan konsep trinitas berbeda, muslim, yahudi, bahkan atheis yang pada intinya menurut saya pribadi ada kesalahan pemahaman atau penafsiran yang telah berakar dan mengakibatkan kebuntuan terhadap nalar atau akal sehat. Banyak para pemikir kritis akan merasa terhina jika sesuatu yang diyakininya ternyata telah merusak logika berpikir. Hal ini juga penulis alami dimana saya berkesimpulan jika Alkitab sekalipun telah menjadi alat pembodohan karena merusak nalar maka sebaiknya dimusnahkan saja.

Puji Tuhan kabar baiknya hingga saat ini penulis masih tetap seorang kristen tetapi dengan konsep Trinitas yang saya yakini.Konsep ini telah membuat saya berdamai dengan Alkitab, logika berpikir, dan tentunya dengan spritualitas saya. Uraian-urain saya di buku ini semoga membantu para pembaca untuk menemukan jawaban yang bisa dipertanggungjawabkan menyangkut misteri Trinitas yang telah menjadi beban yang seharusnya tak terjadi. Satu hal yang perlu adalah kemurnian hati nurani dalam mencari kebenaran, keberanian mengakui ketidakmampuan memahami sembari berdoa agar Tuhan Yang Maha Esa memberi inspirasi.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Information Center

English Academy Test || SSrulesquizz