Senin, 18 September 2017

Islam, Kristen & Yahudi

Yahudi,  Kristen dan Islam

Yahudi
Jika mendengar kata 'Yahudi' maka yang terbesit adalah identitas kebangsaan dan agama, begitulah kenyataan yang beredar di tengah masyarakat.

Abraham adalah leluhur biologis dari bangsa Yahudi dan beliau merupakan  tokoh panutan iman bagi orang Yahudi, Kristen dan Islam. Abraham mendapatkan berkat yang luar biasa dari Tuhan termasuk bahwa dari garis keturunannya akan lahir seorang Juruselamat dunia. Salah satu tindakan fenomenal Abraham adalah beliau bersedia mengorbankan anak tunggal yang dijanjikan dan dikasihinya dari istri tercintanya Sarah untuk dikorbankan kepada Allah Yang Maha Kuasa. Ketaatan tersebut membuat Tuhan Allah sangat memberkati Abraham.Selaras dengan itu ternyata pengorbanan 'Manusia' Yesus terjadi ribuan tahun ke depan untuk menebus manusia berdosa. Dan Yusuf si tukang kayu yang adalah 'ayah' Yesus adalah keturunan Daud yang berarti juga keturunan Abraham.

Bangsa Yahudi juga merupakan penerima dua loh batu yang berisi 10 perintah Allah yang diberikan langsung kepada Musa sebagai pemimpin umat pilihan Tuhan waktu itu.

Bangsa Israel atau dalam konteks ini kita sebut bangsa Yahudi merupakan bangsa pilihan Tuhan dalam rangka untuk melahirkan Mesias ke dunia. Mereka terpilih karena dari leluhur mereka Abraham telah menjadi umat yang selalu dalam penyertaan Tuhan baik cara hidup, ajaran, berkat, hukuman, dan pertolongan dalam peperangan. Jadi idealnya Yahudi merupakan bangsa yang menjadi berkat bagi umat manusia karena telah mengenal Tuhan Semesta Alam semenjak ribuan tahun lalu. Namun kenyataanNya mereka secara umum gagal untuk mengenal Mesias yang sudah dijanjikan. Banyak orang berpendapat seandainya umat Yahudi percaya Yesus Kristus adalah Mesias hampir dapat dipastikan damai sejahtera akan menaungi planet Bumi atau setidaknya wilayah Timur Tengah.


Kristen
Kristen adalah sebutan untuk oran-orang yang percaya akan Yesus Kristus.
Awalnya kekristenan adalah sebuah sekte agama Yahudi era bait Allah kedua pada pertengahan abad pertama tarikh masehi. Berawal dari Yudea dan menyebar ke Eropa, Suriah, Mesir, India dan akhirnya ke seluruh penjuru Bumi.

  • Kristen adalah Yahudi dalam bentuk baru
Yahudi menjadi Kristen adalah kondisi ideal yang seharusnya terjadi pada semua anak cucu biologis Abraham. Hal ini mengingat bahwa sejatinya 'agama' Yahudi merupakan cara hidup selaku umat pilihan dan pengharapan akan datangnya Mesias yang akan menebus manusia dari cengkraman dosa. Namun kegagalan orang Yahudi mengenal Mesias yaitu Yesus Kristus membuat cara hidup selaku umat Allah menjadi tidak seperti yang diharapkan Allah.

  • Monoteisme dalam Kriten (Tuhan Yang Mahakuasa hanya satu)
Kristen menganggap Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat umat manusia, walaupun faktanya sebagaimana tertulis dalam Alkitab Yesus Kristus bukanlah Tuhan atau Allah Yang Mahakuasa. Ada banyak alasan dalam Alkitab yang digunakan orang kristen untuk menguatkan argumen tersebut. Namun yang lebih penting bagi orang kristen berdasar pernyataan Yesus Kristus adalah bahwa orang harus mengenal Dia (Allah Bapa atau Yang Maha Kuasa) dan mengenal Yesus Kristus yang telah diutus oleh Allah Bapa, karena itu adalah hidup yang kekal.
Allah (Tuhan Yang Maha Kuasa) itu esa maka esa pulalah yang menjadi perantaraNya yang berarti Allah Maha Kuasa itu satu begitupun perantaranya Yesus Kristus hanya satu. Maka dengan pernyataan ini Yesus telah mengatakan bahwa kristen atau pengikut Yesus Kristus adalah penganut Monoteisme sejati seperti halnya Yahudi yang merupakan asal mula kekristenan itu sendiri.

  • Keturunan Abraham secara rohaniah
Secara rohani orang kristen sejati merupakan keturunan Abraham. Itulah juga alasan mengapa Kristen adalah Yahudi dalam bentuk baru.

  • Larangan tentang Makanan
Perbedaan yang juga mencolok dibanding saudara tua nya Yahudi adalah tentang haram halal makanan. Bagi orang kristen larangan makan ternyata tidak lebih hanya sekadar isu medis yang menyangkut masalah kesehatan dan atau higienitas semata bukan merupakan isu keselamatan rohani. Hal ini tentunya didasarkan ucapan Yesus sendiri bahwa yang keluar dari mulut (perkataan) adalah yang menajiskan bukan yang masuk ke dalam mulut(makanan). Konsep ini tentu bertentangan dengan ajaran Yahudi yang cukup kaku dalam soal makanan.


Islam
Jika Israel atau orang Yahudi keturunan Abraham melalui Ishak (anak dari Sara) maka orang Arab yang bertetangga dengan Israel atau Yahudi mengklaim sebagai keturunan Abraham melalui Ismail (anak dari Hagar).

Secara harfiah Islam berarti 'berserah diri kepada Tuhan'   dan umat pemeluknya disebut Muslim yang berarti 'seorang yang tunduk kepada Tuhan'.

Umat muslim percaya Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.
Umat muslim mendasarkan kepercayannya pada dua kalimah syahadat ("dua kalimat persaksian"), yaitu "asyhadu an-laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah" - yang berarti "Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad saw adalah utusan Allah". Keesaan Tuhan dan pengakuan terhadap kenabian Muhammad merupakan inti pengakuan iman tersebut.

Keesan Tuhan (Tuhan Yang Maha Kuasa)  merupakan persamaan antara tiga agama Abrahamik. Menduakan Tuhan merupakan isu yang sering dihembuskan umat muslim untuk mengatakan orang Kristen sesat atau kafir sehubungan dengan status yang disandang Yesus Kristus yang juga Tuhan(Mighty God).


Tambahan.........
Yahudi Saat Ini, antar yang palsu dan yang asli

Rev 2:9/Wahyu 2:9 : Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu--namun engkau kaya--dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.

Menurut Oxford Universal Dictionary, 1944 (hal. 1838) yang disebut sebagai Semit adalah kelompok ras manusia yang disebutkan di dalam Genesis 10 sebagai anak-cucu keturunan Shem, anaknya Nuh, seperti ras Arab, Yahudi, Asyiria dan Armenia, berbicara dengan bahasa Semit sebagai bahasa ibunya. Jadi, pada umumnya orang di dunia ketika ditanya “apakah Yahudi modern aslinya adalah dari keturunan Ibrani atau Semit”, mereka akan menjawab “Ya“!. Tapi itu salah!. Alias hal itu tidaklah benar. Yahudi dalam masyarakat modern saat ini tidak ada hubungannya dengan keturunan Ibrani kuno masa turunnya Bible. Selama beberapa dekade kita tidak pernah memikirkan masalah ini, bahkan sampai mempertanyakan asumsi dasarnya pun tidak.

Sebenarnya, berdasarkan fakta sejarah 95% Yahudi modern bukanlah merupakan keturunan Semit. Mereka adalah keturunan Turki – apa yang dikenal dengan sebutan suku bangsa Khazars.

“Suku bangsa Khazars datang bukan dari Jordan, akan tetapi dari Volga, bukan dari Kanaan, tetapi dari Kaukasus. Secara genetik mereka lebih dekat dengan suku bangsa Hun, Uigur dan Magyar daripada keturunan Ibrahim, Ishaq dan Yakub. Sejarah Kekaisaran Khazars, yang secara perlahan-lahan mulai muncul dari masa lalu, awalnya nampak seperti sebuah olok-olok, karena sebelumnya tidak pernah dimuat dalam sejarah (Arthur Koestler, The Thirteenth Tribe, Suku Ketigabelas).

Lebih lanjut Koestler menambahkan : “Bangsa Yahudi saat ini terbagi ke dalam dua kelompok: yaitu Yahudi Sephardim dan Ashkenazim. Yahudi Sephardim merupakan keturunan Yahudi yang sudah sejak lama menetap di Spanyol (Ibrani:Shepard) sampai mereka di usir dari Spanyol pada akhir abad ke lima belas. Pada tahun 1960-an, jumlah Yahudi Sephardim diperkirakan berjumlah 500.000 orang. Sedangkan pada waktu yang sama Yahudi Ashkenazim atau Yahudi Khazar berjumlah kira-lira 11 juta orang” (The Thirteenth Tribe, p.181)

The Jewish Encyclopaedia menjelaskan kepada kita mengenai bangsa Khazars : “Chazars: Penduduk yang aslinya bangsa Turki sejarah dan kehidupan awalnya bercampur dengan Yahudi di Rusia. Pada pertengahan kedua abad ke-6 suku bangsa Khazars pindah ke arah Barat. Kerajaan Khazars tegak didirikan di wilayah selatan Rusia, jauh sebelum didirikannya kekaisaran Rusia oleh bangsa Vangarian tahun 855M. Waktu itu kerajaan Khazars mencapai puncak kejayaannya dan sering melakukan peperangan. Dalam akhir abad ke-8 chagan atau raja Khazars bersama-sama dengan para bangsawan, dan sejumlah besar rakyatnya yang beragama pagan, memeluk agama Yahudi.”

Dengan bahan-bahan informasi hanya dari sumber Yahudi, kita dapat melihat bahwa mayoritas Yahudi saat ini tidak bisa mengaku sebagai asli keturunan Ibrani dan kemungkinan yang berhak adalah Palestina. Karena fakta tersebut, istilah “anti-Semitisme” tidak mengacu kepada Yahudi modern.

Seorang Yahudi keturunan Ibrani, Benyamin Freedman yang pernah aktif dalam gerakan Zionis dalam tahun 30-an dan tahun 40-an, dengan terang-terangan menjelaskan tujuan sebenarnya dibalik penggunaan istilah “anti-Semitisme” dengan menyatakan “istilah itu harus dihapuskan dari bahasa Inggris”.

Selanjutnya Freedman berkata : “Anti-Semitisme hanya melayani kepentingan Yahudi saat ini, dan istilah itu dimanfaatkan sebagai kata-kata untuk memfitnah. Apabila Yahudi merasa bahwa bila ada orang yang menentang tujuannya, mereka mendiskreditkan korbannya dengan menggunakan kata 'Anti-Semitisme' atau 'anti-Semitik' melalui semua saluran yang berada di bawah komandonya dan di bawah kontrolnya“ (Facts are Facts, Benjamin Freedman, p.73).

Yang paling terkenal dan paling kuat dari keluarga Khazars ini adalah keluarga Rothschild, yang nama keluarganya saja menggunakan nama Red Shield (Schild = Tameng, Roth = Merah) yang merupakan simbol bangsa Khazars.

Yahudi Sekarang Bukan Keturunan Abraham!

Klaim kepemilikan atas tanah Palestina oleh bangsa Yahudi berdasarkan berita kitab suci Taurat dan Talmud adalah merupakan klaim sepihak dengan tidak melihat garis keturunan mereka. Bangsa Yahudi yang berdatangan dari negara-negara di Eropa Timur, Jerman, Belanda, Spanyol, Portugal, Timur Tengah dan Asia Tengah ke tanah Palestina setelah Perang Dunia II secara genealogi bukanlah keturunan Abraham atau Nabi Ibrahim As. yang mempunyai anak bernama Ishak As. dan kemudian mempunyai anak Yaqub As (Israil) yang menurunkan bangsa bani Israil (anak-anak Israil/Yaqub).
Hal tersebut dibuktikan oleh sebuah tim arkeologi Rusia yang pada tanggal 30 Juli 2005 melakukan penggalian arkeologi dari abad ke-11 dan 12 berupa bangunan pondok yang dibuat dari batu bata dibakar di Itil, kota Silk Road, yang dulunya merupakan ibu kota Khazar, dekat Astrakha sekitar 800 mil (1280 km) sebelah selatan Moscow, Khazar didirikan sebagai negara feodal pertama di Eropa timur.
Menurut e-mail Kevin Brook, seorang pengarang Amerika dengan buku berjudul “Yahudi dan Khazaria” yang melaporkan bahwa ia sudah mengikuti penggalian di kota Itil menggali selama bertahun-tahun, namun demikian penggalian itu tidak ada menemukan sedikitpun artefak-artefak Yahudi, "Sekarang aku yakin seperti juga seluruh tim arkeologis lainnya bahwa mereka sudah benar-benar menemukan kota yang sudah sangat lama hilang."
Dmitry Vasilyev, seorang pakar arkeologi Rusia yang juga professor dari Astrakhan State University, mengatakan bahwa dia sudah menemukan ibukota kerajaan Khazar yang hilang, sebuah negara kuat di abad pertengahan yang kekuasaannya meliputi pantai-pantai utara dari Laut Hitam hingga Asia Tengah dan para pemimpinnya mengadopsi Judaisme (agama Yahudi) sebagai agama negara. Bangsa Khazar adalah bangsa yang tangguh yang mengadopsi agama Judaisme (agama Yahudi) sebagai agama resmi negara lebih dari 1.000 tahun yang lalu, hanya untuk menghilangkan jejak kecil yang ditinggalkan oleh kebudayaannya.
Khazar adalah anak suku dari bangsa Turkic yang menjelajahi padang rumput dari China Utara ke Laut Hitam. Di antara abad ke-7 dan 10 mereka menaklukkan wilayah luas yang meliputi selatan Rusia dan Ukraine sekarang, termasuk pegunungan Caucasus hingga Asia Tengah sampai Laut Aral.
Dinasti dan kebangsawanan para Khazar itu yang kemudian dikonversi menjadi Judaisme di abad ke-8 atau 9. Vasilyev berkata jumlah yang terbatas dari artifak keagamaan Yahudi seperti mezuzas dan Bintang Daud yang ditemukan pada lokasi-lokasi Khazar yang lain membuktikan bahwa orang-orang Khazars pada umumnya atau rakyat jelatanya lebih menyukai kepercayaan-kepercayaan tradisional seperti shamanism, atau agama-agama yang baru diperkenalkan termasuk Islam.
Yevgeny Satanovsky, direktur Middle Eastern Institute (Institut Timur Tengah) di Moscow percaya bahwa kalangan elite dari kerajaan Khazar memilih Judaisme di luar kerangka politis - untuk tetap tidak terikat dengan negara Muslim dan Kristen yang menjadi tetangganya. Mereka memeluk Judaisme karena mereka ingin tetap netral, seperti Switzerland sekarang ini.
Secara khusus orang-orang Khazar menentang perpindahan bangsa Arab ke pegunungan Caucasus dan berperan sebagai penolong bagi bangsa Eropa atas desakan Muslim dari timur. Ia membandingkan peran bangsa Khazar di Eropa timur seperti para bangsawan Prancis yang mengalahkan tentara Arab di peperangan Tours di Prancis tahun 732.
Khazars berhasil membendung serbuan Arab, tapi kemudian dalam perluasan negara, Rusia berhasil menaklukkan kerajaan Khazar di akhir abad ke-10. Syair-syair kepahlawanan (epik) bangsa Rusia di abad pertengahan menyebutkan perihal perkelahian para pejuang Rusia dengan para "Raksasa Yahudi."
Dilihat dari segi etnik, Yahudi Ashkenazi adalah satu jalur keluarga yang dapat ditelusuri sampai kepada Bangsa Yahudi dari Eropa Tengah dan Timur. Untuk perkiraan kasar selama seribu tahun, Ashkenazim itu adalah sebuah populasi reproduktif yang diasingkan di Eropa, meskipun tinggal di banyak negara, dengan sedikit arus migrasi masuk dan keluar, konversi, atau perkawinan campuran dengan golongan lain, termasuk Yahudi yang lain. Pakar genetik manusia sudah mengenali variasi genetik di mana terdapat frekwensi yang tinggi di antara Yahudi Ashkenazi, tetapi bukan di dalam populasi orang Eropa pada umumnya.
Suatu studi oleh Mikhael Seldin, seorang pakar genetika dari Sekolah Kedokteran Davis, Universitas California, menemukan dengan jelas bahwa Yahudi Ashkenazi merupakan subgrup genetik homogen yang relatif. Yang menarik, dengan mengabaikan tempat dari asal-muasalnya, Yahudi Ashkenazi dapat dikelompokkan di dalam kelompok genetik yang sama - dengan mengabaikan apakah seorang nenek moyang Yahudi Ashkenazi datang dari Polandia, Rusia, Hungaria, Lituania, atau tempat lain di manapun dengan suatu populasi historis Yahudi, mereka termasuk ke dalam kelompok etnik yang sama.
Dari perkiraan 88 juta orang Yahudi yang tinggal di Eropa pada awal Perang Dunia II, mayoritas terdiri dari Yahudi Ashkenazi, sekitar 6 juta – atau lebih dari dua pertiga – yang secara sistematis dibunuh di dalam Holocaust. Ini termasuk 3 juta dari 3,3 juta Yahudi di Polandia (91%), 900.000 dari 11 juta Yahudi di Ukraine (82%) dan 50-90% dari Bangsa Yahudi di negara-negara Slavic lainnya, Jerman, Prancis, Hungaria, dan negara-negara Baltic. Komunitas Yahudi Sephardi (berasal dari Spanyol dan Portugal) menderita karena mengalami pemusnahan yang serupa di beberapa negara, termasuk Yunani, Belanda dan Yugoslavia. Banyak dari Yahudi Ashkenazi yang menyelamatkan diri dengan berpindah ke luar negeri seperti Israel (tanah Palestina), Australia, dan Amerika Serikat setelah peperangan.
Dewasa ini, Yahudi Ashkenazi melembagakan diri sebagai kelompok yang paling besar di antara Yahudi, tetapi merupakan minoritas kecil dari Yahudi Israel (lihat Demographics dari Israel). Bagaimanapun, mereka sudah memainkan suatu peran yang terkemuka di dalam ekonomi, media, dan politik di Israel karena perannya dalam pendirian negara Israel. Ketegangan-ketegangan kadang-kadang muncul di antara Yahudi yang tradisional dari Timur Tengah (Sephardim dan Mizrahim) dan kelompok Yahudi Ashkenazim dari Eropa yang mendirikan negara Israel. Kemudian imigran dari kelompok non ashkenazi yang datang belakangan kadang-kadang mengakui bahwa mereka mengalami diskriminasi di bidang pendidikan, kesempatan kerja atau penghasilan, perumahan dan di bidang-bidang lainnya.
Jadi para pendiri negara Israel sebagai negara Zionis yang modern bukanlah Semitic keturunan dari Abraham, Ishak dan Yakub akan tetapi adalah kelompok etnik dari Eropa bagian Timur yang mengkonversi diri mereka menjadi Judaisme di Abad Pertengahan. Mereka ini - yang terlibat dalam pembentukan negara Zionis Israel – ternyata tidak pernah tinggal di Palestina sebelum mereka datang di tahun 1947, jadi tidak berhak mengakui tanah Palestina sebagai warisan leluhurnya. Orang Arab Palestina, Yahudi dan orang-orang Kristen yang merupakan penduduk asli di Palestina telah hidup tenang bersama-sama untuk selama berabad-abad sebelum akhirnya bangsa Yahudi Ashkenazim dari Eropa mengambil alih Palestina atas mandat PBB di tahun 1947.
http://www.usatoday.com/news/world/2008-09-20-33814371_x.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Information Center

English Academy Test || SSrulesquizz